Jumat, 17 April 2009

Tips Merawat Batik

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merawat batik, agar warna dan corak batik tetap  terjaga, adalah sbb: 

1.  Batik yang terbuat dari bahan sutra

     Hal yang dianjurkan:

     a.  Cucilah dengan tangan, dikucek sedikit, jangan terlalu keras.

    b.  Gunakan sabun khusus untuk mencuci batik (sabun Lerak cair), sekarang sudah banyak          dijual sabun lerak cair di pasaran, khususnya di toko-toko yang menjual batik.  Kalo dulu,              orang mencuci batik langsung menggunakan buah Lerak, buahnya bulat, warna coklat, kulit          luarnya agak keriput, tapi begitu digunakan untuk mencuci menjadi lunak dan daging                     buahnya mengeluarkan busa yang cukup banyak, aromanya khas.  Buah Lerak ini bisa                  diperoleh di pasar-pasar tradisional di Solo. 

    c.  Pada saat menjemur batik, jemurlah di tempat yang teduh dan sejuk.

2.  Batik yang terbuat dari bahan Katun (cotton)

      Hal yang dianjurkan:

      a.  Cara mencucinya, cukup direndam dengan air suam-suam kuku. 

      b.  Mencuci dengan tangan, dikucek sedikit, jangan terlalu keras.

      c.  Gunakan sabun khusus untuk mencuci batik, yaitu sabun Lerak cair.

      d.  Pada saat menjemur batik, jemurlah di tempat yang teduh dan sejuk.

3.  Cara menyimpan batik Lama atau batik Tua (biasanya berupa kain panjang/          jarik kuno), yang penting untuk diperhatikan adalah cara melipat.  Tidak dianjurkan  untuk      melipat di bagian yang sama untuk disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama.  Apabila        bermaksud menyimpan di lemari pakaian dalam jangka waktu yang lama, minimal 1 (satu)          bulan sekali dikeluarkan dari dalam lemari untuk diangin-anginkan, untuk menghindari bau          apek pada kain batik, dan setelah itu lipatlah kain batik pada bagian yang berbeda. 

Adapun secara umum, hal-hal yang tidak dianjurkan dalam merawat batik, di antaranya:

a.  Jangan mencuci dengan menggunakan mesin cuci, warna batik akan cepat memudar.

b.  Jangan mencuci dengan menggunakan banyak detergen, warna batik akan cepat memudar.

c.  Jangan menjemur kain batik dan pakaian batik di bawah paparan sinar matahari secara                langsung. 

                                                              Selamat  Mencoba

 

     

Rabu, 15 April 2009

Selayang Pandang Tentang Kampung Batik Laweyan

Kampung batik Laweyan merupakan sentra industri batik yang sudah ada sejak berdirinya kerajaan Pajang di Jawa Tengah.  Seiring berjalannya waktu,  industri batik mengalami kejayaan pada sekitar abad 19 dan 20.  Peninggalan masa kejayaan tsb masih bisa kita saksikan dari peninggalan rumah-rumah para saudagar batik yang masih berdiri dengan kokohnya, yang mana antara satu rumah dengan rumah yang lain dikelilingi tembok-tembok tebal dan menjulang tinggi, sehingga di daerah tsb banyak terdapat jalanan yang sempit (hanya bisa dilewati kendaraan roda dua atau pejalan kaki) untuk menuju sentra-sentra batik yang berada di dalam perkampungan Laweyan.

Kejayaan para saudagar batik,tidak terlepas dari peran yang sangat besar dari kaum wanitanya. Dalam menjalankan roda perusahaannya, wanita Laweyan (sebut istri) mempunyai peran yang sangat besar dalam memajukan usahanya hingga ke pemasaran batik produksinya, hingga populer sebutan 'mbok mase' untuk panggilan istri juragan batik.  Sementara seorang suami lebih banyak memanage perusahaan batiknya, adapun sebutan untuk saudagar batik ini,'mas nganten'. Terkadang malah dipanggil dengan sebutan yang lebih feodal lagi yaitu 'ndoro putri' untuk majikan wanita, dan 'ndoro kakung' untuk sebutan majikan  pria.

Namun sayangnya, dengan mulai bermunculannya tenaga-tenaga mesin untuk menggantikan tenaga manusia dalam proses pembuatan batik, pada sekitar akhir abad 20 sentra-sentra industri batik banyak yang tumbang alias 'gulung tikar'.  Salah satu penyebabnya karena harga batik-batik cetakan (printing) dengan mesin tentunya jauh lebih murah dibanding batik yang dihasilkan dengan menggunakan tangan-tangan manusia, baik itu batik cap maupun batik tulis.

Seiring dengan berjalannya waktu, dan dengan diangkatnya Bpk. Jokowi sebagai Walikota Solo, maka setahap demi setahap kota Solo mulai dikembangkan dan diangkat kembali  seni budaya masyarakat Solo khususnya sentra-sentra industri batik baik di daerah Laweyan,maupun di daerah Kauman yang terletak berdekatan dengan Pasar Klewer ( pasar inilah yang dulunya merupakan pusat perdagangan batik terbesar di Jawa Tengah).  

Keberadaan kampung batik khususnya di Laweyan inilah yang oleh beliau diangkat kembali kepopulerannya, dengan cara beliau menghimbau agar para pengusaha batik di kawasan ini membuka showroom batiknya di rumah masing-masing.  Hal ini tentu saja merupakan angin segar bagi para pengusaha batik (khususnya) di Laweyan, sehingga mereka bisa ikut serta meramaikan salah satu obyek wisata bersejarah di kota Solo, sambil terus berkarya dan tentunya yang tidak kalah penting adalah melestarikan salah satu kebudayaan bangsa serta mengangkat kembali perekonomian masyarakat Laweyan dan sekitarnya.